Rahasia Sertifikasi Ini Bikin TTK Riau Naik Jabatan Kilat di 2025
Pafi Kabupaten Riau – Tahun 2025 menjadi titik balik bagi para Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Riau. Di tengah transformasi layanan kesehatan dan farmasi komunitas yang terus berkembang, sebuah rahasia sertifikasi profesional ternyata menjadi kunci utama kenaikan jenjang karier bagi para TTK. Tidak hanya di rumah sakit, tetapi juga di apotek, puskesmas, hingga fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
Sertifikasi yang dimaksud adalah Sertifikasi Kompetensi TTK Berbasis SKKNI, yang kini makin populer dan bahkan diwajibkan di banyak institusi farmasi. Dengan adanya pengakuan resmi terhadap keterampilan teknis dan etik profesi, para TTK yang memiliki sertifikasi ini dilirik untuk posisi strategis, termasuk sebagai supervisor, penanggung jawab teknis, hingga kandidat pengelola farmasi komunitas.
Sertifikasi kompetensi adalah bukti tertulis bahwa seseorang telah memenuhi standar keahlian di bidangnya. Bagi TTK, sertifikasi ini berdasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan asosiasi profesi seperti PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia).
Sertifikasi ini mencakup berbagai aspek penting dalam dunia kefarmasian. Salah satunya adalah kemampuan manajemen persediaan dan pelayanan obat yang baik. Kemudian ada pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien secara langsung, disertai dengan kemampuan menerapkan etik profesi dan komunikasi yang profesional. Selain itu, pengelolaan limbah farmasi dan penerapan keselamatan kerja menjadi bagian penting dari proses asesmen sertifikasi ini. Dengan menguasai seluruh aspek tersebut, TTK dinilai lebih siap mendukung sistem pelayanan kefarmasian yang lebih efektif, efisien, dan berorientasi pada keselamatan pasien.
Di Kabupaten Rokan Hulu, seorang TTK bernama Andira berhasil naik jabatan hanya tiga bulan setelah mendapatkan sertifikasi kompetensinya. Awalnya ia adalah staf pelaksana di apotek komunitas milik daerah. Setelah mengikuti pelatihan dan lulus uji sertifikasi, ia dipromosikan menjadi penanggung jawab pelayanan di fasilitas farmasi tersebut. Cerita serupa juga datang dari Pekanbaru. Beberapa TTK lulusan D3 yang sebelumnya hanya bekerja paruh waktu di apotek swasta kini mendapatkan kontrak tetap dan penempatan di klinik-klinik besar setelah menunjukkan sertifikat kompetensi dan rekam jejak pelatihan berkelanjutan. Kenaikan jabatan ini bukan hanya memperbaiki kondisi finansial mereka, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sehari-hari.
PAFI Kabupaten Riau bersama Dinas Kesehatan Provinsi telah bekerja sama dalam menyelenggarakan pelatihan dan asesmen kompetensi secara berkala. Program ini sejalan dengan kebijakan nasional tentang peningkatan kualitas SDM kesehatan berbasis kompetensi. Banyak pelatihan disubsidi oleh pemerintah daerah atau ditawarkan dengan biaya ringan bagi anggota aktif organisasi profesi. Bahkan, beberapa institusi pendidikan kefarmasian di Riau sudah mulai memasukkan komponen uji kompetensi ke dalam kurikulum mereka. Selain itu, program pelatihan daring atau online juga mulai banyak diminati. TTK dapat belajar secara fleksibel melalui modul interaktif, video pembelajaran, dan simulasi kasus berbasis digital. Ini sangat membantu bagi mereka yang bekerja di daerah terpencil dan sulit mengakses pelatihan tatap muka.
Meski manfaatnya besar, proses mendapatkan sertifikasi kompetensi masih menghadapi beberapa tantangan. Kurangnya informasi, keterbatasan asesor di daerah, dan keterbatasan akses ke pelatihan seringkali menjadi kendala utama. Namun tantangan ini juga menjadi peluang bagi para TTK untuk lebih aktif dalam komunitas profesi, mengikuti seminar, dan mengusulkan program pelatihan lokal. Dengan semangat kolaborasi dan dukungan lintas instansi, TTK di Riau bisa memimpin transformasi profesi ini dengan langkah yang mantap. Apalagi dengan target pemerintah untuk mendigitalisasi pelayanan kesehatan di tahun-tahun mendatang, TTK yang memiliki keterampilan dan sertifikasi akan sangat dibutuhkan untuk mendampingi tenaga farmasi lainnya dalam pengelolaan sistem informasi, logistik obat, serta edukasi pasien berbasis teknologi.
Baca Selengkapnya: Inovasi Baru Ini Bikin Hidup Lebih Mudah untuk Disabilitas
Sertifikasi kompetensi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak dalam dunia farmasi komunitas saat ini. TTK yang ingin berkembang, diakui, dan mendapatkan jenjang karier yang lebih baik harus melihatnya sebagai investasi strategis. Tahun 2025 membuka banyak pintu untuk mereka yang siap menghadapi tantangan dunia farmasi yang semakin kompleks. Dan bagi TTK di Riau, sertifikasi adalah kunci emas untuk memasuki era baru profesi yang lebih profesional, dihargai, dan berpengaruh.