Obat Flu Viral di TikTok, Tapi Apakah Obat Flu Ini Aman Dikonsumsi?
Pafi Kabupaten Riau – Media sosial seperti TikTok kini bukan hanya menjadi tempat hiburan, tetapi juga sumber informasi yang cepat menyebar—termasuk soal kesehatan. Salah satu yang sedang ramai dibicarakan adalah obat flu viral yang diklaim ampuh meredakan gejala flu hanya dalam waktu satu malam. Video dengan jutaan penonton menunjukkan testimoni pengguna yang merasa lebih baik setelah meminumnya. Namun, di balik viralnya tren ini, banyak yang mulai bertanya-tanya: apakah obat flu ini benar-benar aman dikonsumsi?
Kekhawatiran muncul ketika publik mulai menyadari bahwa obat flu tersebut tidak banyak diketahui secara resmi oleh tenaga kesehatan. Beberapa bahkan dijual bebas tanpa label BPOM, membuat sebagian masyarakat—khususnya tenaga teknis kefarmasian—merasa perlu mengedukasi kembali tentang penggunaan obat yang aman dan bertanggung jawab.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kandungan dalam obat flu viral tersebut. Beberapa mengandung kombinasi antihistamin, dekongestan, dan analgesik, yang sebenarnya umum ditemukan dalam obat flu. Namun, tak sedikit pula obat flu yang mencampurkan bahan herbal tanpa takaran jelas atau bahkan menambahkan zat yang tidak disebutkan dalam label.
Kandungan aktif seperti pseudoefedrin atau fenilpropanolamin sering ditemukan dalam obat flu , padahal kedua bahan tersebut memiliki potensi efek samping jika digunakan berlebihan, terutama bagi penderita tekanan darah tinggi dan gangguan jantung. Masyarakat awam, karena terpengaruh tren, mungkin tidak menyadari bahwa obat flu bisa berbahaya jika dikonsumsi tanpa panduan medis.
Banyak video di TikTok menampilkan hasil instan dari konsumsi obat flu viral, seperti cepatnya meredakan pilek, batuk, hingga demam. Namun sangat sedikit yang membahas efek samping atau risiko jangka panjangnya. Beberapa pengguna melaporkan merasa pusing, jantung berdebar, bahkan sulit tidur setelah minum obat flu viral.
Hal ini menunjukkan bahwa efek farmakologis dari obat flu belum tentu cocok untuk semua orang. Reaksi tubuh setiap individu berbeda, dan konsumsi obat tanpa konsultasi dengan tenaga medis berisiko menyebabkan komplikasi. Maka dari itu, penting untuk memahami kandungan dan efek potensial dari setiap obat flu sebelum ikut-ikutan mencoba.
Tenaga teknis kefarmasian memiliki peran strategis dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama di tengah maraknya tren seperti obat flu viral. Banyak apotek kini menerima pertanyaan dari konsumen yang mencari obat flu karena melihatnya di media sosial. Dalam situasi ini, tenaga kefarmasian perlu memberikan penjelasan bahwa tidak semua yang viral aman dikonsumsi.
Apoteker dan asisten apoteker bisa menjelaskan bahwa penggunaan obat flu harus disesuaikan dengan kondisi medis pengguna. Mereka juga dapat menyarankan alternatif yang sudah terdaftar di BPOM dan memiliki keamanan serta efektivitas yang lebih terjamin. Tugas edukatif ini menjadi penting untuk mencegah penyalahgunaan obat yang bisa terjadi karena pengaruh tren.
Langkah pertama dalam menghadapi fenomena obat flu viral adalah dengan meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. Edukasi mengenai cara membaca label obat, mengenali izin edar resmi, dan berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi obat apapun harus terus digalakkan.
Selain itu, perlu ada peran aktif dari lembaga kesehatan untuk memberikan klarifikasi terhadap produk-produk obat flu yang ramai diperbincangkan. Informasi berbasis bukti dari penelitian ilmiah dan data uji klinis sangat dibutuhkan untuk mengimbangi narasi yang beredar di media sosial.
Masyarakat juga disarankan untuk tidak membeli obat flu dari platform yang tidak jelas kredibilitasnya, terutama jika produk tidak mencantumkan komposisi atau asal-usul produksi.
Jawabannya tergantung pada pemahaman dan sikap kritis Anda terhadap informasi kesehatan. Jika Anda merasa tertarik mencoba obat flu viral, pastikan untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap legalitas dan kandungan produknya. Jangan hanya mengandalkan testimoni video pendek tanpa dukungan data ilmiah yang kuat.
Perlu diingat bahwa tren kesehatan tidak selalu mencerminkan kebenaran medis. Memilih viral karena populer bukan jaminan bahwa obat tersebut sesuai untuk kondisi Anda. Konsultasi dengan apoteker atau tenaga kesehatan tetap menjadi langkah terbaik sebelum mengonsumsi produk apapun yang sedang viral.