Apa Saja Sih Obat yang Paling Sering Disalahgunakan di Apotek?
Pafi Kabupaten Riau – Obat disalah gunakan bukan hanya terjadi di luar fasilitas kesehatan. Di apotek pun, praktik ini masih terjadi meski sering tidak disadari. Banyak orang datang dengan alasan pengobatan mandiri, namun niat sesungguhnya adalah untuk mendapatkan obat yang bisa memberikan efek tertentu secara berlebihan atau di luar indikasi medis.
Itulah mengapa tenaga teknis kefarmasian (TTK) dan apoteker harus benar-benar memahami obat yang paling sering disalahgunakan di apotek, serta bagaimana cara mendeteksi dan mencegahnya.
Beberapa obat bebas terbatas justru sering dimanfaatkan secara tidak tepat karena mudah diakses dan tidak memerlukan resep. Berikut beberapa contohnya:
1. Dextromethorphan (obat batuk berdosis tinggi)
Banyak ditemukan pada sirup batuk, terutama golongan antitusif. Bila dikonsumsi dalam dosis besar, dapat menimbulkan efek euforia dan halusinasi. Ini sering dijadikan “obat mabuk” oleh remaja dan kelompok tertentu.
2. Pseudoefedrin
Biasanya ada di obat flu dan pilek. Bila disalahgunakan, senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan narkotika jenis sabu.
3. Antihistamin (CTM dan difenhidramin)
Digunakan untuk alergi, namun sering disalahgunakan karena efek kantuknya yang kuat. Dalam dosis tinggi, bisa menyebabkan efek sedatif dan gangguan psikis.
Baca Selengkapnya: Hanya 1%! Fitur Rahasia Kursi Roda Cerdas Ini Bikin Heboh
Meski memerlukan resep dokter, ada beberapa obat keras yang tetap berisiko disalahgunakan jika tidak diawasi dengan ketat:
1. Tramadol
Obat analgesik ini sering digunakan secara ilegal karena memberikan efek relaksasi yang berlebihan. Beberapa pasien datang berkali-kali untuk mendapatkan tramadol dengan alasan nyeri kronis yang tidak jelas.
2. Alprazolam dan golongan benzodiazepin lainnya
Digunakan untuk gangguan kecemasan dan insomnia, namun bisa menyebabkan ketergantungan jika digunakan dalam jangka panjang atau tanpa pengawasan medis.
3. Dexamethasone (kortikosteroid)
Obat ini digunakan untuk berbagai kondisi peradangan, tapi juga sering disalahgunakan untuk tujuan mempercantik diri atau menambah berat badan tanpa indikasi yang jelas.
1. Patuhi regulasi distribusi obat keras dan obat bebas terbatas
Pastikan semua obat keras hanya diserahkan bila ada resep yang sah dan valid.
2. Lakukan edukasi singkat kepada pasien
Berikan penjelasan efek samping dan cara penggunaan dengan benar, walau pasien terlihat terburu-buru.
3. Catat penjualan obat yang berisiko disalahgunakan
Pencatatan manual atau sistem komputer bisa membantu melacak pasien yang mencurigakan.
4. Koordinasi dengan apoteker penanggung jawab dan fasyankes lain
Jika kamu menemukan pola yang mencurigakan, segera laporkan atau diskusikan untuk ditindaklanjuti.
Tenaga teknis kefarmasian adalah garda terdepan dalam pelayanan obat di masyarakat. Karena sering kali berinteraksi langsung dengan pasien, TTK memiliki peran penting dalam mencegah penyalahgunaan obat sejak awal.
Dengan memahami obat yang paling sering disalahgunakan di apotek, kamu bisa lebih sigap, kritis, dan peduli terhadap keselamatan pasien. Pencegahan penyalahgunaan obat bukan hanya tanggung jawab apoteker, tapi tanggung jawab semua tim kefarmasian.
Obat yang paling sering disalahgunakan di apotek seringkali tampak seperti obat biasa. Tapi ketika disalahgunakan, dampaknya bisa merugikan kesehatan, bahkan nyawa. Dengan edukasi yang tepat dan pengawasan yang ketat, kita bisa membangun pelayanan kefarmasian yang lebih aman, profesional, dan bertanggung jawab.
Jangan ragu untuk menolak permintaan obat yang tidak sesuai. Karena menjaga itu lebih baik daripada memperbaiki.