Berita Farmasi

Bukan Cuma Anggota Biasa! Ini Cara PAFI Naik Level di Dunia Farmasi

Pafi Kabupaten RiauSelama bertahun-tahun, anggota Persatuan Ahli Farmasi Indonesia PAFI naik level  kerap dipandang sebagai pelengkap dalam sistem pelayanan kesehatan. Di balik meja apotek, di antara rak obat, atau di ruang penyimpanan logistik rumah sakit — peran mereka sering berjalan tanpa sorotan. Tapi kini, angin perubahan mulai bertiup. Di tahun 2025, posisi PAFI bukan lagi sekadar pengisi struktur organisasi, melainkan calon pemimpin perubahan di dunia farmasi komunitas.

Pertanyaannya: bagaimana anggota PAFI bisa benar-benar naik level dan tidak hanya bertahan sebagai “anggota biasa”? Jawabannya tidak hanya pada keterampilan teknis, tapi juga pada kemampuan adaptasi, kolaborasi, dan inovasi. Dunia farmasi tidak sedang diam — dan begitu juga PAFI.

Menjawab Tantangan Dunia Farmasi yang Semakin Dinamis

Dunia farmasi saat ini berubah dengan cepat. Digitalisasi, sistem e-resep, penekanan pada pelayanan berbasis pasien, dan kebutuhan akan edukasi masyarakat membuat kompetensi tenaga farmasi dituntut naik kelas. Jika PAFI tidak beradaptasi, maka peran organisasi ini bisa tergeser oleh sistem otomatis, aplikasi, atau bahkan tenaga lain yang lebih siap.

Namun, justru di sinilah peluang muncul. PAFI, sebagai organisasi profesi, punya kekuatan untuk membentuk anggotanya menjadi lebih dari sekadar tenaga teknis. Dengan pelatihan, pengembangan kapasitas, dan peningkatan peran strategis, PAFI bisa hadir bukan hanya di level operasional, tapi juga dalam pengambilan keputusan pelayanan kesehatan di komunitas.

Meningkatkan Kompetensi Lewat Pendidikan Berkelanjutan

Langkah pertama agar PAFI bisa naik level adalah memastikan bahwa setiap anggotanya aktif dalam pendidikan berkelanjutan. Dunia kesehatan tidak statis. Aturan berubah, obat baru terus bermunculan, dan teknologi tak pernah berhenti berkembang. Oleh karena itu, anggota PAFI harus terus belajar.

Pelatihan daring, webinar, workshop, hingga sertifikasi keahlian tambahan adalah peluang besar untuk meningkatkan daya saing. Beberapa cabang PAFI daerah, termasuk di Riau, bahkan telah memfasilitasi pelatihan rutin yang bisa diikuti oleh semua anggota. Inisiatif ini harus terus dikembangkan dan dijadikan budaya.

Menjadi Mitra Strategis dalam Farmasi Komunitas

Farmasi komunitas bukan hanya tentang menjual obat. Ini tentang memberikan layanan kesehatan tingkat pertama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. PAFI memiliki potensi untuk menjadi mitra strategis puskesmas, apotek, dan lembaga kesehatan lainnya dalam edukasi penggunaan obat, pencegahan penyakit, hingga pendampingan pasien kronik.

Ketika anggota PAFI aktif berinteraksi dengan masyarakat, mereka secara tidak langsung membangun citra baru profesi farmasi. Mereka bukan hanya pelaksana, tetapi juga pendidik dan penghubung informasi yang krusial antara pasien dan sistem kesehatan.

Aktif Menjawab Tantangan Digitalisasi Farmasi

Peran PAFI juga akan semakin diperhitungkan jika mampu memimpin perubahan digital di lapangan. Penguasaan sistem informasi apotek, aplikasi pencatatan resep, atau penggunaan platform digital kesehatan bisa menjadi pembeda signifikan antara anggota PAFI yang berkembang dan yang tertinggal.

Anggota PAFI yang melek teknologi tidak hanya efisien, tetapi juga dipercaya untuk memegang posisi penting dalam manajemen apotek maupun pelayanan publik. Ini adalah ruang karier yang terbuka luas — dan siap diisi oleh mereka yang siap berubah.

Berjejaring dan Berorganisasi Secara Aktif

Salah satu kekuatan besar dalam sebuah organisasi profesi adalah jaringan. Ketika anggota PAFI saling terkoneksi, berbagi pengetahuan, dan terlibat aktif dalam kegiatan organisasi, maka lahirlah komunitas profesional yang solid dan saling mendukung.

Kegiatan seperti musyawarah daerah, diskusi ilmiah, bakti sosial, hingga pelatihan bersama bukan hanya menambah ilmu, tetapi juga memperkuat identitas profesi. PAFI akan menjadi lebih dikenal jika setiap anggotanya tampil aktif di masyarakat dan dunia digital — bukan hanya di balik meja pelayanan.

Menuju PAFI yang Lebih Dihargai dan Didengar

Sudah saatnya PAFI berhenti dianggap sebagai pelengkap. Dengan strategi pengembangan yang tepat, anggota PAFI bisa mengambil bagian dalam pengambilan kebijakan, menjadi narasumber terpercaya di media, bahkan menduduki posisi penting dalam sistem kesehatan lokal.

Organisasi ini bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi menjadi motor penggerak kemajuan profesi. Ketika PAFI naik level, maka seluruh ekosistem farmasi komunitas ikut terdorong ke arah yang lebih baik.

Membangun Citra Baru PAFI di Mata Publik

Citra tenaga kefarmasian di mata masyarakat masih sering terbatas pada tugas teknis. Ini saatnya PAFI membangun ulang narasi profesi — bahwa mereka juga berperan sebagai pelindung pasien, pendidik keluarga, dan penjaga rasionalitas penggunaan obat.

Melalui kampanye edukasi, konten digital, serta kegiatan langsung ke masyarakat, PAFI bisa mengambil alih ruang opini publik tentang peran farmasi. Ketika publik mulai mengenal dan menghargai PAFI, maka status profesional anggota akan ikut terangkat secara alami.

PAFI Tidak Lagi Biasa-Biasa Saja

Perubahan besar tidak terjadi dalam semalam, tapi dimulai dari langkah kecil yang konsisten. PAFI tidak perlu menunggu momentum — justru harus menciptakan momentum itu sendiri. Naik level bukan soal jabatan, tapi soal kontribusi nyata terhadap dunia kesehatan, baik secara individu maupun organisasi.

Di tahun 2025 ini, semua mata mulai terbuka terhadap pentingnya tenaga kefarmasian dalam sistem pelayanan. Dan jika PAFI siap mengambil peran barunya, maka tak ada lagi yang bisa menyebut mereka sebagai “anggota biasa”.

Tags: cara PAFI naik level digitalisasi farmasi farmasi komunitas organisasi profesi farmasi PAFI Riau pendidikan berkelanjutan farmasi pengembangan PAFI profesi farmasi 2025 tenaga teknis kefarmasian